Bisa masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi impian para calon mahasiswa. Banyak usaha yang harus dilakukan. Berkali-kali mengikuti serangkaian tes untuk bisa diterima perguruan tinggi idaman. Namun, kegagalan dalam meraih itu semua juga sering dialami banyak orang.
Tetapi kegagalan bukanlah suatu hal yang menjadikan alasan untuk tidak terus mencoba. Walau akhirnya tak seperti apa yang di harapkan, tidak berhenti mencoba adalah keyakinan mu yang bulat. Seperti halnya Reza Rahmawan, banyak sudah perjuangan yang telah kau lakukan untuk kampus idamanmu.
Semua bermula sejak kau masih duduk dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Dahulu ingin sekali bisa berkuliah di kampus tersohor di seantero Indonesia. Kampus itu bernama Universitas Indonesia (UI). Alasan mu ingin berkuliah di sana juga karena terinspirasi dari kakak mu yang merupakan lulusan UI.
Ambisi mu untuk berkuliah di UI sangat berapi-api. Namun, kau sadar bahwa masuk kampus tersebut tak semudah membalik telapak tangan. Saat itu juga kau hanya membayangkan berkuliah saja, tidak disertai dengan program studi apa yang diminati. Sejak saat itu, kau mulai mencari informasi dari PTN tersebut agar lebih mengetahui seluk-beluknya.
Awal semester satu kelas tiga SMA , kau dan teman-teman diberikan sosialisasi tentang SNMPTN (Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri), SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan Ujian Mandiri. SNMPTN dan SBMPTN merupakan jalur tes masuk PTN tingkat nasional. Bedanya, SNMPTN menyeleksi calon kandidat berdasarkan nilai rapot, sedangkan SBMPTN menyeleksi menggunakan nilai hasil ujian tertulis.
Untuk SNMPTN, kuota kandidat yang diberikan terbatas. Hanya beberapa persen siswa yang didaftarkan berdasarkan nilai rapot terbaik. Sangat disayangkan, nilai rapot mu tak masuk dalam daftar nilai terbaik. Hal itu tentu mengecewakan, namun tak membuat mu hilang asa. Semangat masih berkobar karena masih banyak jalur lainnya.
Waktu
terus berjalan hingga Ujian Nasional dan kelulusan SMA pun hampir tiba. Kau pun
mulai mempelajari soal-soal SBMPTN. Hampir setiap hari diri mu membaca materi
dan berlatih soal. Lelah selepas sekolah pun tak mampu menghalangi mu untuk
terus belajar. Ibadah dan doa juga menyertai dalam setiap usaha yang dilakukan.
Hari demi hari dilalui, tak terasa waktu tes SBMPTN 2021 semakin dekat. Pilihan mu di SBMPTN pertama Jurusan Teknik Industri UI dan yang kedua Sistem Informasi UI. Memilih lokasi tes di UI, agar kau bisa merasakan hawa sebagai mahasiswa UI.
Kemudian tiba saatnya untuk tes SBMPTN, kau mengerjakan soal dengan serius dan tak lupa berdoa. Seusai tes, kau bercerita apa yang terjadi. Penuh keluh dan resah dari setiap kalimat yang kau ceritakan. Tak mau memperburuk perasaan, kau kembali menyemangati diri dan berdoa, berharap bahwa semua akan seperti yang kau impikan.
Pengumuman SBMPTN tiba, dimana itu adalah hal yang paling dinanti. Doa-doa terus kau lantunkan mengiringi langkah mu membuka pengumuman itu. Dengan cepat kau membuka laman SBMPTN, namun server nya sempat down. Kejadian itu lantas membuat semakin penasaran. “Lolos gak ya?,” dirimu bertanya dalam hati. Pada jam berikutnya kau kembali membuka laman tersebut, hasilnya adalah kata-kata mutiara bertuliskan “ANDA DINYATAKAN TIDAK LULUS SELEKSI SBMPTN”.
Hanya meratapi, seketika perasaanmu campur aduk. Antara sedih, marah, jengkel, sampai mendadak hilang tenaga. Semua rasa kecewa itu semakin menumpuk ketika melihat banyak teman-temanmu yang lolos. Waktu pagi hingga malam hanya diisi dengan melamun saja. Materi-materi yang dikuasai turut lenyap di dalam otak. Dalam waktu yang bersamaan, kau mulai menyalahkan diri sendiri karena terlalu lama larut dalam rasa kecewa.
Sejak itu kau kembali mulai belajar. Bangkit dari kegagalan dan kembali merangkai semangat. Kali ini harapanmu untuk bisa berkuliah di kampus impian ada pada tes SIMAK UI. Masih dengan pilihan jurusan yang sama, kau pun bertekad mati-matian, karena ini adalah kesempatan terakhir.
Sampai saatnya tes itu tiba, tak ada lagi ketakutan dan keraguan pada diri. Bisa mengerjakan ujian dengan lancar, perasaan sangat yakin timbul bahwa kau akan berhasil. Lagi dan lagi tidak pernah lupa doa-doa dipanjatkan. Dukungan orang tua juga menambah rasa percaya diri.
Pada akhirnya saat kelulusan tes itu diumumkan, kau terkejut membacanya, Tuhan menjawab semuanya. Rasa tidak percaya sekaligus lega yang kini datang. Kali ini benar-benar terjadi, kau diterima menjadi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Universitas Indonesia. Sangat bangga pada diri sendiri, membuktikan bahwa tidak ada usaha yang sia-sia dan kegagalan bukan akhir segalanya. Bisa berkuliah di kampus impian merupakan hal terbaik dalam dirimu.