Culture shock adalah suatu fenomena psikologis dan emosional
yang dialami oleh seseorang ketika berpindah atau terlibat dalam lingkungan
budaya yang berbeda secara signifikan dari budaya asal mereka. Pindah ke tempat
baru dengan norma, bahasa, dan cara hidup yang berbeda dapat menimbulkan
perasaan kecanggungan, kebingungan, bahkan ketidaknyamanan secara umum.
Perbedaan benua antara Indonesia dan Swiss tentunya membuat
perbedaan kebudayaan dan pola hidup. Dengan itu, mungkin akan timbul rasa heran
jika kita pertama kali datang ke Swiss.
Seperti yang dibahas oleh akun Tiktok @lifewitheveee, ini
lah 3 hal yang bikin kita sebagai warga Indonesia merasa culture shock tinggal
di Swiss:
1. 1. Dilarang berbicara keras di tempat umum
Di Indonesia, mungkin kita sudah terbiasa berbicara dan
tertawa keras dimanapun kita berada. Keseruan dengan teman, keluarga, atau
siapapun di tempat umum terkadang membuat kita tidak peduli dengan keadaan
sekitar.
Berbeda dengan Swiss, berbicara keras ditempat umum dianggap
mengganggu ketenangan dan mengganggu privasi orang lain. Warga di sana
cenderung menyukai kesunyian dan suasana yang tenang.
2. 2. Makan Nasi Pakai Sendok
Jika berada dirumah, warga Indonesia mungkin lebih banyak
makan nasi pakai tangan dibandingkan sendok. Kecuali ditempat umum seperti
restoran, barulah kita cenderung menggunakan sendok.
Tetapi, hal yang umum di Swiss jika orang makan nasi
menggunakan garpu. Hal tersebut mungkin terkesan aneh bagi warga Indonesia.
Mereka menggunakan sendok hanya ketika makan makanan yang berkuah seperti sup.
3. 3. Tagihan Pembayaran
Setelah kita periksa di rumah sakit, biasanya kita langsung
diberi tagihan pembayaran. Jika tidak membayar, biasanya kita tidak boleh
pulang bahkan bisa mendapatkan sanksi.
Lain hal jika kita periksa di rumah sakit Swiss. Kebijakan
di sana adalah mereka akan memberikan tagihan 2 atau 3 bulan setelahnya. Menurut
informasi, kebijakan itu bertujuan agar sang pasien bisa fokus sembuh total.
Kebijakan tersebut juga berlaku untuk tagihan pemakaian listrik dan tempat umum
seperti Gym.
4. 4. Tidak Boleh Pelihara Satu Hewan
Jika memelihara binatang, jarang dari kita terpikirkan untuk
memberinya teman. Bahkan banyak pula yang hanya memelihara 1 hewan dengan
alasan terlalu repot jika punya banyak.
Di Swiss, pemerintah memberikan aturan untuk beberapa hewan seperti marmut, ikan mas, burung beo, dan hewan lain yang digolongkan sebagai hewan sosial harus memelihara mereka minimal dua sekaligus. Hal ini bertujuan agar mereka tidak kesepian dan bisa bersosialisasi.
5. 5. Tidak Boleh Buat Nama Anak Sembarangan
Di Indonesia banyak sekali nama-nama yang unik. Beberapa
nama unik tersebut memang ada yang mempunyai alasan atau filosofi khusus.
Tetapi, di Swiss mempunyai aturan yang banyak dalam
menentukan nama anak. Nama yang kita inginkan harus disetujui oleh pemerintah.
Contohnya, nama-nama tersebut tidak boleh susah dibaca, berkaitan dengan benda,
dan tokoh fiksi. Masyarakat Swiss percaya bahwa nama sangat penting, dan jika
tidak ditentukan dengan baik akan berpengaruh pada masa depan anak tersebut.
Bagaimana nih pendapat kalian mengenai beberapa kebudayaan Swiss yang sudah disebutkan diatas? Apakah cocok jika diterapkan di Indonesia?